Kamis, 28 Desember 2017

ANALISA FISIOTERAPI PADA POLA BERJALAN / Gait Analis



Gait Analis / Analisa Berjalan diperlukan oleh seorang Praktisi Fisioterapi untuk
Menentukan letak permasalahan pada pasien nya.
  Apa itu Gait analis ??
Berjalan adalah berpindahnya tubuh dari satu titik, ketitik berikutnya dengan cara menggunakan kedua tungkai (bipedal : posisi tubuh selalu tegak selama proses berlangsung). Pola repetisi daripada penumpuan berat badan dari satu tungkai ketungkai yang lain.
Dalam pembahasan mengenai berjalan, maka istilah gait dan locomotion merupakan istilah yang sering dimunculkan.Gait adalah cara berjalan sedang lokomotion berarti perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya, maka berjalan (walking) mencakup gait dan lokomotion.
Gerakan berjalan merupakan gerakan dengan koordinasi tinggi yang dikontrol oleh susunan saraf pusat dan melibatkan sistem yang sangat kompleks.
Dalam berjalan dikenal ada 2 fase, yaitu fase menapak (stance phase) dan fase mengayun ( swing fase). Ada pula yang menambahkan satu fase lagi yaitu fase dua kaki di lantai (double support) yang brlangsung singkat. Fase double support ini akan semakin singkat jika kecepatan jalan bertambah, bahkan pada berlari fase double support ini sama sekali hilang, dan justru terjadi fase dimana kedua kaki tidak menginjak lantai.
Fase menapak (60%) dimulai dari heel strike / heel on, foot flat, mid stance , heel off dan diakhiri dengan toe off. Sedangkan pada fase mengayun (40%) dimulai dari toe off, swing dan diakhiar dengan heel strike (accelerasi, mid swing, decelerasi).

Nah… Setelah kita memahami tentang Analisa berjalan, Kita akan Membahas mengapa Fisioterapi juga mempelajari Analisa Berjalan

Fisioterapi  adalah ilmu yang membahas kapasitas Fisik tubuh manusia beserta gerakan dan fungsi dari gerakan tersebut, ketika seseorang berjalan tidak sesuai dengan pola berjalan normal maka seorang Fisioterapis sudah bisa menentukan bagaian tubuh mana yang akan mengalami masalah dengan pola berjalan  yang salah tersebut, dan.. dari pada itu fisioterapi juga harus bisa menganalisa mengapa seseorang tersebut berjalan dengan pola yang salah ‘ada sebab akibat’.


            Berikut Pola Berjalan yang Salah / Patologis :

Gaya berjalan akan berubah apabila salah satu sistem yang mendukungnya mengalami gangguan. Patofisiologi secara umum adalah2:
–          Gangguan penglihatan, apabila mata seseorang ditutup atau kehilangan penglihatannya, orang tersebut akan berjalan dengan langkah yang pendek, tangan dalam posisi ke depan atau fleksi(untuk mencegah tabrakan), goyangan tubuh berkurang, serta terjadi sedikit kekakuan
–          Vestibulopati, fase berjalan tidak menetap dan kehilangan keseimbangan. Orang yang mengalami vestibulopati tidak dapat berlari atau mengubah arah jalannya tiba-tiba. Pasien gangguan ini dapat didiagnosis dengan tes fungsi labirin(caloric and rotational testing, electronystagmography, and posture platform testing). Penyebab vestibulopati yang sering adalah akibat obat dan zat toksik, serta penuaan.
–          Hilangnya deteksi propioseptif, pasien dengan kelainan ini berjalan dengan tangan sedikit ke depan, badan bungkuk, rentang kaki lebar dan irregular, langkah tidak sama, dan terjadi goyangan pada tubuh. Apabila tubuh dimiringkan maka badan pasien akan jatuh dan tidak dapat bangun sendiri. Selain itu juga ditemukan Romberg sign, yaitu ketika pasien menutup mata maka badannya langsung jatuh.

1. Cerebellar Gait
Pada kelainan sereberum terlihat rentang kaki yang lebar, langkah tidak mantap dan regular, serta adanya belokan. Selain itu langkah yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan, terkadang lebih pendek atau jauh. Pasien mengkompensasi dengan memendekkan langkahnya atau menjaga kedua kakinya tetap di tanah. 2
Pada ataksia cerebellar, ketidakseimbangan dan goyangan batang tubuh menjadi lebih terlihat saat pasien berdiri dari duduknya atau mengubah arah jalan. Pasien ataxia cerebellar tidak memiliki keluhan ketidakseimbangan atau vertigo.Pada pasien ini terdapat tanda Romberg. Pola jalan cerebellar terjadi pada multiple sclerosis, tumor serebelar(terutama pada vermmis), stroke, dan degenerasi cerebellum.

2. Gaya Berjalan Mabuk/Terhuyung-huyung
Gaya berjalan ini terlihat pada orang yang sedang mabuk akibat alcohol, obat sedatif, dan antiepilepsi. Orang yang mabuk tersebut berjalan sempoyongan, sedikit maju mundur, dan setiap gerakan seakan-akan kehilangan keseimbangan. Pada kondisi ini juga tidak terdapat control batang tubuh dan kaki yang baik, sehingga terlihat langkahnya ireguler dan tidak pasti. Kondisi ini mirip dengan cerebellar gait, perbedaannya adalah pada mabuk tidak terlihat usaha orang tersebut untuk memperbaiki keseimbangannya. Selain itu, pada mabuka, terlihat deviasi jauh dari geris lurus jalannya, sedangkan pada cerebellar gait pasien cenderung melangkah rapat untuk mempertahankan keseimbangannya dan benar-benar kehilangan keseimbangan apabila badan terlalu miring.

3. Gaya Berjalan Ataksia Sensorik
Pada gangguan sensorik posisi sendi dan otot, pasien tidak dapat membayangkan posisi tubuhnya. Pada pasien ini terlihat langkah kasar dan menghentak tanah. Langkah juga jauh untuk mempertahankan keseimbangan. Pasien terlihat sangat memperhatikan kaki dan tanah. Pada kasus ini juga ditemukan tanda Romberg positif. Ataksia sensorik dapat disebabkan oleh tabes dorsalis(paling sering), ataxia Fredereich, multiple sclerosis, kompresi korda spinalis, defisiensi vitamin B12, dll.

4. Foot-Drop Gait( Equine/Steppage Gait )
Gaya berjalan foot drop disebabkan paralisis otot pretibial dan peroneal. Akibatnya terjadi ketidak mampuan untuk melakukan dorsofleksi kaku. Pada saat berjalan terlihat fleksi paha yang berlebihan, langkah yang sama, dan jempol yang menapak tanah. Gaya berjalan ini dapat disebabkan oleh kerusakan saraf peroneal atau L5.

5. Gaya Berjalan Hemiplegik / Paraplegik
Pada hemiplegia tidak terjadi fleksi yang bebas pada paha, lutut, dan engkel. Tungkai cenderung melakukan sirkumduksi, sedangkan kaki seperti menggores lantai. Ciri lainnya adalah adanya suara scuffing yang ritmik dan lambat. Lengan yang mengalami hemiplegic biasanya dalam kondisi fleksi dan tidak mengayun normal.
Pada paraplegic tungkai, terlihat tungkai kaku dan lambat, serta adanya hambatan gerak dip aha dan lutut. Tungkai sedikit mengalami ekstensi dan paha sangat teradduksi. Langkah regular dan pendek. Pasien memerlukan usaha keras untuk maju.

6. Gaya Berjalan Parkinsonism
Pada parkinsonism ciri utama gaya berjalan adalah adanya akselerasi yang involunter. Ciri lainnya adalah hilangnya ayunan tangan, terhenti saat ada hambatan di jalan, tergesa-gesa saat memulai langkah. Untuk membantu diagnosis dapat mencari ciri parkinsonism lainnya, yaitu tremor, dan ekspresi wajah  mask-like.

7. Gaya Berjalan Lanjut Usia
Pada orang lanjut usia terjadi penurunan kemampuan umum berjalan, baik kekuatan, kecepatan, dan kelancaran/keindahan pola gerakan. Postur orang tersebut sedikit bungkuk. Posisi kaki melebar dan langkah memendek. Perubahan utama lainnya adalah ketidakmampuan untuk mengompensasi perubahan postur yang tiba-tiba, sehingga sering jatuh apabila ada halangan di jalan. Penyebab pasti perubahan gaya berjalan pada orang lanjut usia tidak diketahui, tetapi diperkirakan adanya peranan hilangnya neuron akibat penuaan. Faktor lainnya yang berperan adalah penuaan pada otot, tulang dan sendi.

Semoga Penjelasan diatas bisa diambil manfaatnya dan dijadikan landasan dasar untuk menegakan Diagnosa Fisioterapi, Menentukan Program intervensi Fisioterapi.
Semoga bagi Pembaca dapat menambah wawasan dan memahami tentang Pola berjalan kita manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

FISIOEDUKASI

FISIOEDUKASI